Studi Kelayakan Bisnis Angkringan: Panduan Lengkap untuk Pemula

keliling.biz.id - Memulai bisnis angkringan membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan usaha ini. Dalam studi kelayakan bisnis angkringan, ada beberapa aspek yang perlu dianalisis, mulai dari lokasi, pasar, modal, hingga potensi keuntungan yang bisa diperoleh. Artikel ini akan membahas langkah-langkah yang perlu Anda lakukan untuk menganalisis kelayakan bisnis angkringan sebelum memutuskan untuk memulai usaha ini.

 Studi Kelayakan Bisnis Angkringan: Panduan Lengkap untuk Pemula


1. Analisis Pasar

Langkah pertama dalam studi kelayakan bisnis angkringan adalah melakukan analisis pasar. Bisnis angkringan umumnya menyasar segmen pasar yang mencari makanan dengan harga terjangkau dan suasana yang nyaman untuk nongkrong. Anda perlu mengidentifikasi pasar target Anda, apakah itu mahasiswa, pekerja muda, atau masyarakat umum yang lebih menyukai makanan tradisional.

Pemahaman tentang karakteristik pasar sangat penting untuk menentukan jenis produk yang akan ditawarkan dan bagaimana memasarkan angkringan Anda. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sebagian besar konsumen di pasar angkringan berasal dari kalangan pelajar dan pekerja muda yang mencari tempat makan murah dan mudah diakses. Anda bisa mengadakan survei atau wawancara untuk mengetahui lebih jauh tentang preferensi konsumen.

2. Pemilihan Lokasi yang Tepat

Lokasi adalah faktor penentu dalam kesuksesan bisnis angkringan. Angkringan yang terletak di tempat yang strategis, seperti dekat kampus, pusat perbelanjaan, atau area perkantoran, akan lebih mudah menarik pelanggan. Anda perlu mempertimbangkan lokasi yang banyak dilalui orang, dengan akses yang mudah dan parkir yang cukup.

Sebuah studi dari Universitas Gadjah Mada mengungkapkan bahwa lokasi bisnis sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen, terutama di sektor kuliner. Jika bisnis Anda berada di lokasi yang ramai, peluang untuk mendapatkan pelanggan akan semakin besar.

3. Analisis Modal Awal dan Biaya Operasional

Analisis kelayakan bisnis angkringan juga melibatkan perhitungan modal awal yang dibutuhkan. Biaya untuk membuka angkringan berkisar antara Rp 10 juta hingga Rp 15 juta, tergantung pada ukuran dan jenis usaha yang akan dijalankan. Modal ini akan digunakan untuk membeli peralatan masak, perlengkapan angkringan, serta biaya operasional awal seperti pembelian bahan baku.

Selain modal awal, Anda perlu memperhitungkan biaya operasional harian, termasuk gaji karyawan, listrik, sewa tempat, dan biaya bahan baku. Sebagai contoh, laporan dari Kemenkop UKM mencatat bahwa biaya operasional angkringan dapat mencapai 60%-70% dari pendapatan bulanan. Oleh karena itu, penting untuk memperhitungkan margin keuntungan agar bisnis ini tetap menguntungkan.

4. Potensi Keuntungan dan Proyeksi Pendapatan

Dalam studi kelayakan bisnis, penting untuk membuat proyeksi pendapatan yang realistis. Anda perlu memperkirakan berapa banyak pelanggan yang datang setiap hari, berapa banyak produk yang terjual, dan seberapa besar keuntungan yang bisa diperoleh. Misalnya, jika Anda menjual nasi kucing seharga Rp 5.000 dan rata-rata menjual 100 porsi sehari, pendapatan harian Anda bisa mencapai Rp 500.000.

Namun, Anda harus memperhitungkan juga fluktuasi dalam jumlah pelanggan dan faktor musiman yang dapat mempengaruhi pendapatan. Dengan analisis yang tepat, Anda bisa mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas (break-even point) dan kapan bisnis mulai memberikan keuntungan.

5. Strategi Pemasaran yang Efektif

Pemasaran yang efektif sangat penting dalam menarik pelanggan dan meningkatkan kesadaran tentang bisnis angkringan Anda. Penggunaan media sosial untuk mempromosikan produk angkringan adalah salah satu strategi yang dapat digunakan. Dengan semakin banyaknya pengguna Instagram, Facebook, dan TikTok di kalangan muda, platform ini bisa menjadi sarana yang sangat efektif untuk mengenalkan angkringan Anda.

Kasir Pintar mencatat bahwa promosi melalui media sosial dapat meningkatkan engagement dengan pelanggan, serta mendorong pelanggan baru untuk datang. Anda juga bisa menawarkan diskon atau menu spesial untuk menarik lebih banyak orang. Misalnya, memberikan diskon untuk mahasiswa atau menawarkan menu baru setiap minggu.

6. Pengelolaan Risiko

Setiap bisnis tentu memiliki risiko, termasuk bisnis angkringan. Risiko yang mungkin dihadapi antara lain persaingan yang ketat, perubahan selera pelanggan, dan fluktuasi harga bahan baku. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi mitigasi risiko yang jelas. Misalnya, jika harga bahan baku naik, Anda dapat menyesuaikan harga jual secara bertahap untuk tetap menjaga margin keuntungan.

Memiliki asuransi usaha juga bisa menjadi langkah antisipasi yang baik untuk melindungi bisnis Anda dari risiko yang tak terduga, seperti kebakaran atau kerusakan peralatan.

7. Keberlanjutan dan Ekspansi

Jika bisnis angkringan Anda sudah berjalan lancar, Anda bisa mempertimbangkan untuk melakukan ekspansi atau memperkenalkan inovasi baru. Misalnya, Anda bisa membuka cabang baru di lokasi lain yang strategis atau memperkenalkan menu baru yang mengikuti tren makanan sehat atau makanan kekinian. Menurut penelitian dari Institut Bisnis Jakarta, inovasi produk yang terus berkembang dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik lebih banyak pembeli.

Selain itu, penting untuk mempertahankan kualitas produk dan pelayanan agar pelanggan tetap setia. Menjaga keberlanjutan usaha angkringan dapat dilakukan dengan cara membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dan mendengarkan masukan mereka.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama